CARA BUDIDAYA TANAMAN ANGGREK

Tanaman anggrek merupakan salah satu jenis tanaman hias yang mempunyai sosok penampilan yang cukup indah. Tanaman anggrek menyuguhkan untaian, bentuk, dan corak bunga yang cukup beragam. Sebagai bunga potong, anggrek merupakan jenis bunga yang cukup tahan lama.

PERBANYAKAN BIBIT TANAMAN ANGGREK

PERBANYAKAN tanaman anggrek terdiri dari dua cara, yakni perbanyakan generatif dan vegetatif. Perbanyakan generatif adalah perbanyakan yang dilakukan dengan menggunakan biji, sedangkan perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan yang menggunakan setek, keiki, pemisahan rumpun, dan kultur jaringan.

A. Perbanyakan Tanaman Anggrek Secara Generatif

Sebelum mendapatkan biji anggrek, harus dilakukan penyerbukan atau perkawinan induk anggrek terlebih dulu. Selain itu, biji yang dihasilkan membutuhkan waktu relatif lama untuk tumbuh sampai menjadi bibit.

Kelangsungan hidup biji anggrek di alam sangat bergantung pada cendawan mikoriza. Dengan adanya cendawan mikoriza, biji anggrek mendapatkan pakan berupa hasil penguraian sisa-sisa pakan. Untuk menumbuhkan biji anggrek, umumnya dipakai media yang terdiri dari kalsium nitrat 1 gram, monobasicpotasium fosfat 0,25 gram, magnesium sulfat 0,25 gram, amonium sulfat 0,50 gram, sukrosa 20 gram, ferro sulfat 0,025 gram, mangaan sulfat 0,0075 gram, dan ditambah agar-agar 10-20 gram serta air kelapa 100-150 cc. Biji yang ditebar di media tersebut dalam keadaan steril dengan pH 5,0-5,2 akan berkecambah setelah tiga minggu. Setelah berumur sekitar 9-12 bulan, anggrek tersebut bisa dipindahkan ke dalam pot komunitas.

Jika para penggermar atau pembudidaya tanaman kesulitan menyediakan media di atas, perbanyakan bisa dilakukan dengan cara menanam biji anggrek tersebut melalui jasa laboratorium tanaman anggrek. Setelah beberapa waktu (tergantung pada jenis anggrek), bibit tersebut sudah tumbuh di media agar-agar dalam botol.

B. Perbanyakan Tanaman Anggrek Secara Vegetatif

Perbanyakan dengan cara ini umumnya bisa menghasilkan keturunan yang sifatnya sama dengan induknya. Kalaupun ada penyimpangan, hal ini disebabkan oleh faktor luar, seperti pemupukan. Faktor ini bisa menyebabkan ukuran tanaman atau ukuran bunga menjadi lebih besar. Perbanyakan vegetatif dilakukan dengan cara mengambil bagian tanaman lalu menanamnya secara terpisah dari induknya.

a. Pemisahan Rumpun

Pemisahan tumpun dilakukan dengan memecah tunas tanaman anggrek simpodial atau berbatang semu, seperti Dendrobium sp. dan Cattleya sp. Anggrek yang siap dipecah sebaiknya dipilih yang bercabang 3-5.

b. Menggunakan Keiki

Keiki adalah anakan yang tumbuh liar di ujung umbi. Keiki ini umumnya muncul di ruas-ruas tanaman anggrek dewasa. Keiki terbentuk jika media tanam tidak pernah diganti, sehingga akar tanaman banyak rusak. Hal ini menyebabkan pertumbuhan tunas pindah ke ruas tanaman. Pada tanaman anggrek yang rajin diganti media tanamnya, jarang muncul keiki.

Gunakan keiki yang berukuran panjang kira-kira sejengkal dan sudah menghasilkan akar sebanyak 3-4 helai. Saat memotong keiki, umbi induk harus ikut terangkat. Tujuannya agar anggrek tetap mendapat suplai makanan lewat umbi. Keiki sebaiknya tidak langsung ditanam tetapi ditempelkan dulu di lempengan pakis sampai terjadi penambahan umbi. Jika umbi sudah terbentuk 2-3 buah, keiki siap dipindahkan ke pot. Anggrek yang diperbanyak dengan keiki masa berbunganya lebih lama dibandingkan dengan cara pemisahan rumpun. Perbanyakan anggrek dengan keiki ini hanya bisa dilakukan pada anggrek Dendrobium sp.

c. Menggunakan Setek

Cara perbanyakan dengan setek umumnya dilakukan pada anggrek monopodial atau berbatang satu serta cara hidupnya terestrial, seperti anggrek Arachnis sp. , Vanda terestrial, dan Aeridachnis sp. .

Ambil tanaman yang tingginya sudah mencapai dua meter atau lebih. Sekitar 80 cm dari pucuk tanaman, batang anggrek dipotong dengan gunting tajam. Potongan batang ini kemudian ditanam dan bagian pangkalnya dirawat. Setelah enam bulan, pada batang ini sudah muncul tunas-tunas baru (sekitar 60 cm) dan berakar. Tunas baru ini pun bisa dijadikan bahan setek untuk ditanam kembali.

d. Kultur Jaringan

Perbanyakan dengan cara ini akan menghasilkan bibit dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan perbanyakan cara lainnya. Hanya dengan sebagian kecil dan jaringan tanaman sudah bisa diperoleh ribuan bibit. Perbanyakan ini umumnya dilakukan pembudidaya tanaman anggrek yang berorientasi usaha atau bisnis dalam skala besar, untuk memenuhi permintaan konsumen.

Secara singkat, proses kerja perbanyakan tanaman anggrek dengan cara kultur jaringan sebagai berikut:
  1. Mengerat tunas anggrek yang berukuran tinggi 5 cm dan umbi induk.
  2. Tunas yang telah dikerat, disterilkan dengan merendamnya dalam larutan Clorox 10% selama 10 merit.
  3. Tunas dibuka dengan pisau dalam keadaan steril di entkast.
  4. Titik tumbuh (meristem) yang ada di bagian pucuk diambil.
  5. Meristem dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi larutan Kara yang telah disterilkan.
  6. Erlenmeyer ditempatkan pada alat pengocok berkecepatan sekitar 60-100 rpm, dan dijalankan terus-menerus (24 jam tanpa henti).
  7. Dalam waktu sekitar 2 bulan, eksplan telah membentuk kalus yang semakin lama semakin membesar.
  8. Pertumbuhan yang membesar itu menyebabkan jaringan terpecah-pecah.
  9. Tiap pecahan bisa dipindahkan lagi ke botol erlenmeyer lain dan mendapatkan perlakuan yang sama (dikocok).
  10. Demikian seterusnya, setiap jaringan pecah, segera dipindahkan ke erlenmeyer lain. Pada akhirnya jaringan tersebut ditumbuhi plb (protocorm like bodies) yang jika dipindahkan ke media padat atau media agar-agar akan menjadi plantet (anak semai).
  11. Anak semai selanjutnya ditanam berjajar di media padat dalam botol.
  12. Jika anak semai di media padat telah menyundul langit-langit botol serta tumbuh akar banyak, pertanda bibit siap dipindahkan ke dalam pot komunitas.

PEMILIHAN MEDIA TANAM ANGGREK

FUNGSI media tanam adalah sebagai tempat berpijak dan menyimpan unsur hara serta air bagi tanaman. Unsur hara dan air tersebut sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman anggrek. Agar kebutuhan kedua unsur di atas bisa terpenuhi, kondisi media tanam harus baik. Kriteria media tanam yang baik adalah tidak mudah lapuk, tidak mudah menjadi sumber inokulum atau sumber penyakit, mempunyai daya aerasi atau serap yang cukup baik, mampu mengikat air dan unsur hara dengan baik, mudah didapat, serta harga relatif murah.

Untuk pertumbuhan tanaman anggrek, derajat keasaman (pH) media tanam yang baik berkisar antara 6-6,8. Karenanya, pengontrolan terhadap pH media tanam harus dilakukan. Pasalnya, media tanam ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi bunga anggrek.

Informasi lebih lengkap tentang pH tanah bisa dilihat pada artikel pH Tanah

Penggantian media tanam baru juga harus dilakukan jika pertumbuhan tanaman anggrek sudah terlalu padat atau jumlah tunas dan batang sudah terlalu padat dalam satu pot; kondisi media tanam sudah hancur, yang bisa menyebabkan media menjadi asam; dan setelah selesai berbunga, agar dapat merangsang tunas anakan baru. Media tanaman yang biasa digunakan oleh pembudidaya atau penggemar tanaman anggrek di Indonesia adalah pecahan batu bata atau genteng, serutan atau potongan kayu, sabut kelapa, arang kayu, serta moss kadaka.

Informasi lebih lengkap tentang media tanam anggrek bisa dilihat pada artikel Media Tanam Bunga Anggrek

PEMUPUKAN TANAMAN ANGGREK

Cara yang paling sering dilakukan untuk memupuk tanaman anggrek adalah pemupukan melalui daun. Pupuk yang diberikan melalui daun akan terserap oleh mulut daun atau stomata yang banyak terdapat di permukaan daun bagian bawah. Pemupukan lewat daun ini lebih afektif, karena mulut daun ini mampu menyerap pupuk yang diberikan sebanyak 90%. Selain melalui daun, pupuk juga bisa diberikan lewat akar pada media tanam.

Kebutuhan unsur hara pada fese pembibitan tanaman anggrek adalah 60% N, 30% P, dan 10% K. Pupuk diberikan cukup sekali melalui daun selama fase pembibitan. Kebutuhan pupuk untuk tanaman anggrek muda adalah 30% N, 30% P, dan 30% K. Pemupukan lewat daun cukup diberikan seminggu sekali, sedangkan pemupukan melalui akar dapat diberikan tiga minggu sekali. Kebutuhan pupuk untuk tanaman anggrek yang sudah berbunga adalah 10% N, 60% P, dan 30% K. Pemupukan lewat daun diberikan seminggu sekali, sedangkan pemupukan lewat akar bisa diberikan tiga minggu sekali pada media tanam.

Informasi lebih lengkap tentang pupuk bisa dilihat pada artikel Pupuk dan Pemupukan

PENYIRAMAN TANAMAN ANGGREK

Tanaman anggrek akan tumbuh baik jika kebutuhan airnya tercukupi. Jika mengalami kekeringan yang berkepanjangan, tanaman anggrek akan mengalami dehidrasi. Dehidrasi pada tanaman anggrek ditandai dengan mengerutnya pseudobulb (umbi semu). Namun sebaliknya, jika kelebihan air, tanaman akan mengalami busuk akar. Busuk akar ini mengakibatkan penyerapan mineral dan unsur hara di dalam tanah tidak berjalan dengan baik.

Beberapa proses dalam jaringan tanaman berjalan dengan bantuan air. Misalnya, fotosintesis berupa asimilasi CO₂ di dalam butir hijau daun dengan bantuan cahaya. Asimilasi protein pun hanya mungkin terjadi jika ketersediaan air mencukupi. Pengangkutan unsur hara dari akar ke seluruh bagian tanaman juga menggunakan bantuan air. Demikian juga dengan pengangkutan basil fotosintesis ke akar atau bagian tanaman lain.

Proses respirasi pada tanaman akan menghasilkan air. Air ini kemudian menguap dan menurunkan suhu tanaman. Jika sel tanaman kekurangan air, turgor (tegangan dalam sel) menjadi berkurang. Dampaknya organ tumbuh menjadi layu dan akhirnya tanaman mati. Namun, jika kondisi tanaman belum melewati titik layu permanen, dan segera diberi air, turgor sel menjadi baik kembali sehingga tanaman dapat hidup dengan normal.

Jika volume air yang disiramkan pada tanaman terlalu berlebihan bisa berakibat fatal terhadap pertumbuhan tanaman anggrek. Permukaan akar bisa terbungkus oleh lapisan air sehingga akar tidak mendapatkan oksigen dan udara. Selain itu, butir-butir air bisa terkumpul di pucuk tunas sehingga seluruh tunas terselimuti air. Akibatnya, warna tunas menguning kemudian berubah menjadi cokelat dan selanjutnya menghitam. Dampaknya, tunas menjadi mati dalam jumlah yang cukup banyak.

Frekuensi dan banyaknya air siraman yang diberikan pada tanaman anggrek tergantung pada jenis, ukuran tanaman, serta keadaan lingkungan penanaman. Misalnya, anggrek Vanda sp. , Arachnis sp. , dan Renanthera sp. merupakan anggrek monopodial yang tumbuh di bawah cahaya matahari langsung. Jenis anggrek ini membutuhkan penyiraman sedikitnya dua kali dalam satu hari, terutama pada musim kemarau.

Faktor Penentu Penyiraman Pada Tanaman Anggrek

a. Jenis Tanaman Anggrek

Anggrek terestrial atau jenis anggrek tanah, seperti Vanda, Renanthera, Arachnis, dan Renanthera, umumnya membutuhkan air lebih banyak dibandingkan dengan anggrek epifit. Karena anggrek terestrial umumnya tumbuh di bawah penyinaran matahari secara langsung, dalam satu hari sebaiknya dilakukan penyiraman sebanyak dua kali. Namun jika kondisi cuaca sangat panas, penyiraman bisa dilakukan sampai tiga kali. Penyiraman sebaiknya membasahi seluruh bagian tanaman dengan menggunakan alat semprot yang sudah dipasangi nozel. Penyiraman ini juga berlaku pada tanaman anggrek jenis litofit, seperti Dendrobium, dan Phalaenopsis.

Untuk jenis anggrek epifit (Cattleya dan Oncidium), semi-epifit (Brassavola, Epidendrum, Laelia), dan saprofit (Goodyera), penyiraman tanaman cukup dilakukan satu kali saja. Jika dilakukan lebih dari satu kali, dikhawatirkan tanaman jenuh air sehingga menyebabkan terjadinya busuk akar. Penyiraman anggrek pada pagi hari bisa dilakukan sekitar pukul 07.00-09.00 dan pukul 16.00-18.00 pada sore harinya. Jika pada siang hari perlu penyiraman, bisa dilakukan sekitar pukul 12.00-14.00. Namun, pada penyiraman siang hari jangan sekali-kali dicampur dengan larutan kimia apa pun, baik pestisida maupun pupuk daun. Jika hal ini dilakukan, daun anggrek akan hangus terbakar.

b. Media Tanam

Kemampuan setiap media tanam dalam hal menyerap air berbeda-beda. Dengan demikian, frekuensi penyiramannya pun berbeda-beda. Media tanam yang mempunyai daya serap air besar (sabut kelapa, pakis, kadaka), frekuensi penyiramannya lebih sedikit atau jarang. Pada media tanam jenis ini penyiraman cukup dilakukan satu kali saja. Lain halnya dengan media tanam yang berdaya serap kecil (arang, pecahan batu bate atau genteng, potongan kayu, atau serutan kayu), frekuensi penyiramannya lebih sexing, yakni dua sampai tiga kali sehari (tergantung dari kondisi media).

c. Kondisi Cuaca

Penyiraman sebaiknya dilakukan jika kondisi media tanam serta areal sekitar penanaman anggrek sudah tampak kering. Namun, tak ada salahnya penyiraman dilakukan jika kelembapan dirasa rendah dan terik matahari cukup menyengat (terutama untuk anggrek tipe dingin).

Cara Pemberian Air Pada Tanaman Anggrek

Ada beberapa cara pemberian air bagi tanaman anggrek. Penganggrek yang hanya menanam anggrek di beberapa pot tentu berbeda cara pemberiannya dengan penganggrek yang menanam anggrek skala kebun. Beberapa cara pemberian air yang dapat dilakukan untuk menyiram tanaman anggrek adalah dengan menggunakan gembor, pompa air, alat semprot, sprinkler, dan sistem irigasi tetes.

1 comment:

Unknown said...

isi postingannya sangat membantu, terima kasih banyak. Izin copy untuk tugas sekolah ya, sekali lagi terima kasih

Post a Comment